Rabu, 24 Agustus 2016

Kerusakan Organ Tubuh Hingga Kematian Akibat Sabu-Sabu

Ilustrasi
Kaliandanews.com- Amfetamin adalah obat yang biasa digunakan untuk mengobati gangguan hiperaktif atau disebut juga dengan attention deficit hyperactivity disorder(ADHD). Obat yang masuk ke dalam kelompok stimulan sistem saraf pusat ini mampu menurunkan tingkat kegelisahan dan meningkatkan daya konsentrasi pada pasien yang terlalu aktif, impulsif, mudah terganggu konsentrasinya, atau sulit untuk fokus dalam waktu yang lama.

Amfetamin pertama kali dibuat pada tahun 1887 di Jerman dan amfetamin yang lebih kuat dan mudah yaitu metamfetamin dikembangkan di Jepang pada tahun 1919. Yang digunakan saat Perang Dunia ke-II agar para tentara tetap terjaga. 

Ist
Tahun 1990-an, organisasi penyelundup narkoba Meksiko mendirikan laboratorium yang besar di California, AS dan memproduksi zat mentafetamin  “stove top” dalam bentuk kristal atau di Indonesia dikenal dengan nama sabu-sabu. 

Efek yang langsung terasa adalah rasa nyaman dan energi yang semu. Jadi pemakainya akan melakukan suatu kegiatan dengan lebih cepat dan diluar batas kemampunnya.

Ist
Selain efek yang disebutkan diatas, masih banyak lagi efek penggunaan sabu-sabu. Berikut adalah efek jangka pendek dan jangka panjangnya:

EFEK-EFEK JANGKA PENDEK

Kehilangan nafsu makan
Peningkatan denyut jantung, tekanan darah dan suhu tubuh
Pupil mata yang membesar
Pola tidur yang terganggu
Rasa mual
Bersikap aneh, tidak terduga, terkadang bertindak keras atau kejam
Halusinasi, gembira yang berlebihan, sifat lekas marah
Panik dan psikosis
Dosis yang berlebihan dapat berakibat kejang-kejang dan kematian

EFEK-EFEK JANGKA PANJANG

Kerusakan permanen pada pembuluh darah di jantung dan di otak, tekanan darah tinggi, berakibat serangan jantung, stroke dan kematian
Kerusakan pada lever (hati), ginjal dan paru-paru
Kerusakan jaringan dalam hidung, bila dihirup
Masalah pernapasan bila dihisap seperti rokok
Penyakit-penyakit menular dan peradangan, bila disuntikkan
Kekurangan gizi, kehilangan berat badan
Kerusakan gigi yang parah
Disorientasi, apatis, kebingungan dan kelelahan
Ketergantungan psikologis yang besar
Psikosis
Depresi
Kerusakan otak mirip penyakit Alzheimer3, stroke dan epilepsi

(yb/red)


Author:

Etiam at libero iaculis, mollis justo non, blandit augue. Vestibulum sit amet sodales est, a lacinia ex. Suspendisse vel enim sagittis, volutpat sem eget, condimentum sem.

0 komentar:

BERITA TERBARU