BERITA TERBARU

Sabtu, 01 April 2017

Jenazah Lima Begal Jabung yang Tewas Ditembak Diserahkan Kepada Keluarga

Jenazah Lima Begal Jabung yang Tewas Ditembak Diserahkan Kepada Keluarga

Bandar Lampung, Krakataunews.comLima begal asal Jabung Lampung Timur tewas setelah terlibat baku tembak dengan Tim Ranger Tekab 350 Polresta Bandar Lampung di jembatan layang Srengsem Bandar Lampung, Sabtu (01/4)  dini hari sekitar pukul 02.15 WIB.

Ilustrasi jenazah | net
Setelah proses identifikasi, Jenazah para tersangka diserahkan kepada keluarga oleh Kapolresta Bandar Lampung, Kombes Pol Murbani Budi Pitono, S.Ik., M.Si. melalui Kanit Ranmor Ipda Djoni Apriadi di rumah sakit Bhayangkara Polda Lampung, Sabtu (01/4) sore.

Setelah diserahkan, ketiga jenazah tersangka, yakni SF (20), JI (20), dan HE (17) dibawa pulang oleh pihak keluarganya ke desa Negara Batin kecamatan Jabung Lampung Timur. Sedangkan dua lainnya yaitu RK (17) dan IS (17) dipulangkan ke desa Negara Saka kecamatan Jabung Lampung Timur.


“Jenazah para tersangka telah diserahkan dan dibawa oleh keluarganya masing-masing ke daerah Lampung Timur dengan menggunakan mobil ambulan.” Ujar Ipda Djoni Apriadi.

Kelima tersangka ini merupakan komplotan pelaku pencurian dengan kekerasan, yang telah lebih dari tiga puluh kali melakukan aksinya di wilayah Bandar Lampung dan telah menjadi target operasi serta daftar pencarian orang (DPO) dalam kurun waktu dua tahun terakhir.

Mereka meninggal dunia saat perjalanan kerumah sakit setelah baku tembak dengan petugas Tekab 308 Polresta Bandar Lampung, pada Sabtu 1/4/17 sekitar pukul 03.00 wib di daerah Panjang Bandar Lampung saat sedang mencari sasaran aksi kejahatannya. (red | Tribratanews.polri.go.id).

Jumat, 31 Maret 2017

Dorr!!.. Lima Begal Jabung Tewas Ditembak Tim Ranger Polresta Bandar Lampung

Dorr!!.. Lima Begal Jabung Tewas Ditembak Tim Ranger Polresta Bandar Lampung

Bandar Lampung, Krakataunews.com - Lima begal asal Jabung Lampung Timur tewas setelah terlibat baku tembak dengan Tim Ranger Tekab 350 Polresta Bandar Lampung di jembatan layang Srengsem Bandar Lampung, (01/04/17), Sabtu dini hari tadi sekitar pukul 02.15 WIB.
Ilustrasi | net

Kelimanya adalah Safar (20) warga Desa Negara Batin Kecamatan Jabung Lamtim, Junaidi Ibrahim alias Yogi (20) warga Desa Negara Batin Kecamatan Jabung Lamtim, Riko (17) warga Desa Negara Saka Kecamatan Jabung Lamtim, Indra Saputra (17) warga Desa Negara Saka Kecamatan Jabung Lamtim dan Herman Efendi (17) warga Desa Negara Batin Kecamatan Jabung Lamtim.

Para pelaku tersebut merupakan komplotan yang memang menjadi target pihak Kepolisian, para pelaku cuanmor ini kerap melancarkan aksinya di Kota Bandar Lampung dan sekitarnya. 

Sebelum tewas, para pelaku yang mengalami luka tembak dibagian tubuh sempat dilarikan ke Rumah Sakit Bhayangkara Bandar Lampung, namun nyawa para pelaku tidak tertolong akibat pendarahan yang diakibatkan lukanya. 

“Kita lumpuhkan kelima pelaku begal itu tadi malam yang beraksi diwilayah hukum kita. Pelaku kita taruh di RS Bhayangkara,” Kata Kasat Reskrim Polres Bandar Lampung Kompol Deden Heksaputra dikutip dari Tribun Lampung. 

Dari tangan pelaku, pihak Kepolisian mengamankan beberapa barang bukti diantaranya 1 pucuk senjata api rakitan jenis revolver dengan 4 amunisi aktif, 2 buah gagang leter T dan 6 anak mata kunci T, 2 unit motor yakni Honda Beat X warna hitam dan Honda Kharisma warna hitam. 

Pihak Kepolisian sendiri sudah menerima sebanyak 9 laporan tindak curanmor yang diduga dilakukan oleh komplotan tersebut diantaranya di Jalan Mas Mansyur Enggal, Jl. Nusa Indah Pahoman, JL. Rajawali II Kelurahan Tanjung Agung, Jl. Sultan Agung, Bimbel rawa laut, Parkiran warung makan adipura, Terminal Rajabasa, Perumahan Komplek Pahoman dan Rajabasa. (Kur)

Rabu, 29 Maret 2017

Putus Cinta,  Pemuda di Lamsel Nekad  Gantung Diri

Putus Cinta, Pemuda di Lamsel Nekad Gantung Diri

Kaliandanews.com – Diduga putus cinta, Yohanes Batista Triandika (25) warga Girijoyo, Desa Triharjo Kecamatan Merbau Mataram, Lampung Selatan nekad mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri, Selasa (28/3)
Foto: tribratanews.polri.go.id
Menurut Sukartono (59) orang tua Korban, Yohanes  ditemukan tergantung di kamar tidurnya sekitar pukul 06.00WIB.

"Tergantung dengan tali rafia hitam yang dikaitkan pada balok  bagian atap kamar" Terang Sukartono.

Menurut keterangan kepolisian, Korban melakukan perbuatan nekad tersebut diduga akibat putus cinta dengan kekasihnya, karena saat olah tempat kejadian perkara (TKP) ditemukan selembar kertas yang bertuliskan I QUIT …I LOVE MARLITA. Polisi juga mengamankan  pakaian korban dan tali rafia hitam.

Kapolsek Merbau Mataram, Ipda Eko Heri, SH., menuturkan hasil pemeriksaan awal di temukan tanda-tanda yang menunjukan korban murni bunuh diri karen ditemukan sperma keluar dari kemaluan korban .

Keluarga korban menolak  dilakukan otopsi dan sudah membuat surat pernyataan penolakan. Selanjutnya,  direncanakan  korban akan disemayamkan di Pringsewu. Demikian ujar IPDA Eko Heri mengakhiri penjelasannya.(sumber: tribratanews.polri.go.id)

Dinas Perumahan dan Pemukiman Akan Bedah Rumah di 8 Desa Kecamatan Penengahan

Dinas Perumahan dan Pemukiman Akan Bedah Rumah di 8 Desa Kecamatan Penengahan

Kalianda, KaliandaNews - Delapan Desa di Kecamatan Penengahan Lampung Selatan akan mendapatkan bantuan bedah rumah dari Dinas Pemukiman dan Perumahan Lampung Selatan.
I Ketut Sukerta | Foto: KN
Dari 8 desa tersebut keseluruhan ada 280 rumah yang akan dibedah masing-masing Desa Belambangan 25 unit, Desa Klaten 54 unit, Desa Kuripan 31 unit, Desa Penengahan 51 unit, Desa Pisang 32 unit, Desa Rawi 31 unit, Desa Sukajaya 28 unit, dan Desa Tetaan 28 unit.

Kepala Dinas Perumahan dan Pemukiman Lampung Selatan, I Ketut Sukerta mengatakan dari 8 Desa tersebut saat ini program bedah rumah tersebut sudah sampai tahap validasi data untuk menentukan rumah mana saja yang akan di bedah dimasing-masing desa.

"Saya sudah melakukan sosialisasi terkait bantuan tersebut, agar masyarakat faham tentang bantuan ini." Ungkap Ketut kepada KaliandaNews.com dikantornya, (29/03/17).

Untuk menghindari kecurangan, Ketut mengatakan bantuan yang diberikan kepada masyarakat ini tidak akan berbentuk uang akan tetapi material yang dibutuhkan untuk setiap bangunan rumah.

"Tim fasillitator yang sudah melihat,  apakah rumah tersebut layak atau tidak mendapatkan bantuan. Setelah itu akan disiapkan material apa saja yang dibutuhkan, untuk pengerjaannya masyarakat dapat bergotong royong." Terangnya.

Ia berharap, dengan adanya bantuan bedah rumah ini dapat membuat kehidupan masyarakat di desa-desa tersebut lebih baik sehat dan berkualias lagi.

"Kita juga ingin dana pengungkit yang jumlah maksimalnya 15 juta rupiah ini bisa menjadi penyemangat masyarakat untuk membuat hunian mereka lebih layak dari sebelumnya." Harapnya. (Kur)
Dugaan Penyimpangan Dana Desa Sidoharjo Way Panji, Inspektorat Lamsel Dinilai ''TIDUR''

Dugaan Penyimpangan Dana Desa Sidoharjo Way Panji, Inspektorat Lamsel Dinilai ''TIDUR''

Waypanji, Kaliandanews - Pihak Inspektorat Lampung Selatan belum mampu memberikan keterangan jelas, terkait dugaan penyimpangan Dana Desa tahun anggaran 2015 - 2016 yang dilakukan kades Desa Sidoharjo Marjono alias Marjana Kecamatan Way Panji Lampung Selatan.

Foto: Kepala Inspektorat Lamsel Joko Sapta (Dok. KN)
Nurdin Sadar selaku koordinator lapangan yang menggelar aksi pada (3/1/2017) Silam mengatakan, sejak aksi tersebut dilakukan, pihak inspektorat memang sudah beberapa kali melakukan pemeriksaan didesa. Namun, hingga saat ini pihak terkait belum mampu memberikan hasil yang jelas atas pemeriksaan tersebut.


"Kasus ini di inspektorat sepertinya mendem (tidur) dan tanpa kejelasan, karena sudah 2 kali pihak inspektorat datang ke desa tapi sampai saat ini belum ada titik terangnya. Awal bulan ini (maret) ini sudah dilakukan pemeriksaan lagi (ke-dua). Tapi setelah ditanyakan ke mereka hasilnya, jawabnya masih menunggu keputusan pimpinan , padahal kasus ini sudah bergulir dari awal tahun” Tegas Nurdin, Senin (28/3).

Lanjut Nurdin, pada Bulan Februari yang lalu mereka juga melayangkan surat ke DPRD lampung Selatan melalui komisi A, tapi belum juga mendapatkan tanggapan yang jelas.

"Ya, waktu itu juga sudah pernah lapor ke Komisi A DPRD Lamsel, jawabannya juga belum ada, bahkan ini sudah surat yang kami yang ke 2 tapi belum ada kejelasan mengenai tuntutan masyarakat ini ” tambahnya.


Ditempat yang sama, Surandi salah seorang warga masyarakat setempat juga mengatakan, Dana Desa Tahun 2015 senilai 225 juta yang diperuntukan pembangunan kios sebanyak 12 kios dan 2016, Dana desa yang di gunakan untuk pembangunan 10 kios sebesar 275juta. Atas dasar tersebut, pembangunan itu dinilai kurang maksimal. Sebab, pembagian kios terkesan tidak merata dan di perjual belikan.

"Pembangunan itu saya bandingkan dengan desa lain, dana 196 juta bisa membangun 8 unit kios dengan hasil yang lebih megah dan keramik semua dan ada papan Plang pembangunan DD nya, sedangkan Desa Sidoharjo yang lebih banyak penggunaan dananya hasilnya sangat minimal sekali jauh berbeda dan tidak jelas dimana karena papan Plang penggunaan DD nya tidak ada” beber Surandi lagi.


Terpisah Kepala Inspektorat Kabupaten Lampung Selatan Joko Sapta menjelaskan, menurutnya hasil audit tersebut sudah menemui titik terang. Akan tetapi, dirinya mengaku belum bisa mempublikasikan hasil itu sebelum menunggu instruksi (Pimpinan-Red).

”Masalah laporan dan hasilnya kita sudah selesai, mengenai dugaan penyimpangan DD tersebut, kita tinggal menunggu tanda tangan pimpinan saja. Kalau sudah ada intruksi, nanti juga pada akhirnya semua pihak akan kita panggil ”Jelas Joko saat ditemui diruang kerjanya. (nz).

Selasa, 28 Maret 2017

Geger, Warga Mamuju Tewas Ditelan Ular Piton

Geger, Warga Mamuju Tewas Ditelan Ular Piton

Seorang warga Mamuju, bernama Akbar (25) tewas ditelan oleh ular piton. Korban diduga tewas saat akan memanen sawit di kebun miliknya.

Ular piton mamuju
Foto: ist
Kisah ini menggegerkan warga Mamuju, Sulawesi Barat, pada Senin 27 Maret 2017. Akbar awalnya berpamitan kepada keluarganya hendak memanen sawit. Dia meninggalkan rumahnya yang berlokasi di Dusun Pangerang, Desa Salubiro, Kecamatan Karossa, Kabupaten Mamuju Tengah

pada Minggu 26 Maret 2017 sekitar pukul 09.00 WIB. Namun, setelah seharian Akbar tidak kunjung pulang.

"Telah ditemukan, warga tewas akibat ditelan oleh seekor ular piton dengan panjang kurang lebih 4 meter," kata Humas Polda Sulbar, AKBP Mashura melalui keterangan, Selasa (28/3/2017).

Akbar diketahui meninggalkan kediamannya di Dusun Pangerang, Desa Salubiro, Kecamatan Karossa, Kabupaten Mamuju Tengah untuk memanen sawit pada Minggu (26/3). Karena tidak pulang menuju rumahnya, warga mencari Akbar dan menemukannya dalam keadaan tewas sehari kemudian.

Pada hari Minggu tanggal, 26 maret 2017 sekitar pukul 09.00 WITA korban meninggalkan rumah menuju kebun sawit miliknya untuk memanen. Namun, keesokan harinya korban tak kunjung pulang. Pada hari Senin tanggal 27 Maret 2017 warga kompak untuk mencari korban, dan telah ditemukan korban di kebun sawit dalam keadaan tewas ditelan oleh seekor ular piton dengan panjang empat meter," ujarnya.

Petugas kepolisian Polda Sulawesi Barat memastikan Akbar dalam kondisi tewas saat ditemukan. Jenazah korban saat ini sudah dievakuasi untuk dikembalikan ke keluarga.

"Korban dipastikan tewas setelah sejumlah warga membelah perut ular dan menemukan jasad korban di dalamnya. Saat ini, korban telah dievakuasi warga ke rumah duka," tuturnya (red | detik.com)

Minggu, 26 Maret 2017

Tribute To Ahmad Ishomuddin,Tokoh Asal Lampung yang Bela Ahok

Tribute To Ahmad Ishomuddin,Tokoh Asal Lampung yang Bela Ahok

Ist
Sumber Penulis: Pujianto (seword.com)

Saya secara pribadi tidak begitu mengenal KH Ahmad Ishomuddin atau yang biasa disebut Gus Ishom. Saya jauh lebih mengenal Rizieq Shihab atau Novel si ‘Fitsa Hats’. Rizieq Shihab terkenal karena kasus chat sexnya dengan Firsa Husein sedangkan Novel si ‘Fitsa Hats’ terkenal karena dia tidak mengoreksi salah tulis pizza hut menjadi ‘Fitsa Hats’ di BAP-nya.

KH Ahmad Ishomuddin yang untuk selanjutnya akan saya sebut sebagai Gus Ishom ternyata adalah Wakil Ketua Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI). Selain itu dia juga menjabat sebagai Rois Syuriah PBNU. Dua jabatan yang disandangnya ini membuktikan bahwa Gus Ishom bukanlah orang sembarangan.

Sayangnya per hari ini (Jumat, 24 Maret 2017) Gus Ishom harus melepaskan jabatannya sebagai Wakil Ketua Komisi Fatwa MUI dan mungkin juga jabatannya di PBNU. Ia harus merelakan jabatannya di MUI karena Ia berbeda pandangan dengan organisasi yang menaunginya.

Ia berbeda pandangan dalam hal sikap keagamaan MUI. Sikap keagamaan yang terkait dengan Ahok. Ishomuddin menyoroti poin yang menyangkut pandangan MUI dimana dalam sikap keagamaannya MUI menyebut Ahok melakukan penistaan agama. Ahok dituduh melakukan penistaan agama tanpa ada proses klarifikasi. Sikap keagamaan MUI dalam kesimpulannya menyatakan Ahok menghina Alquran dan juga ulama. Secara lebih lanjut Ia berpendapat bahwa demonstrasi yang menuntut proses hukum Ahok terjadi berkenaan dengan sikap keagamaan MUI yang dikeluarkan pada 11 Oktober 2016. Sikap keagamaan inilah yang menjadi pegangan terkait dengan demonstrasi tersebut.

Selain itu Gus Ishom juga berbeda pandangan dengan MUI terkait tafsir atas Al-Maidah ayat 51. Tafsir yang menjadi dasar keluarnya sikap keagamaan MUI. Gus Ishom juga berpendapat bahwa tafsiran tersebut tidak tepat karena tak melalui proses yang benar. Menurutnya ada 4 (empat) metode tafsir yang harus digunakan dalam menerjemahkan ayat suci Alquran. Metode itu adalah metode penafsiran global, analisis, perbandingan antar ayat dengan hadis nabi atau ayat lain, dan kajian tematik. Selain itu berdasarkan penelusurannya atas ratusan kitab tafsir, Ia menyimpulkan bahwa arti kata “aulia” di Al-Maidah ayat 51 itu mempunyai arti “teman setia” bukan pemimpin sebagaimana diyakini oleh kaum Bumi Datar dan secingkrangannya.

Sayangnya pihak MUI tidak mengakui bahwa Gus Ishom diberhentikan dari jabatannya karena perbedaan pandangan. Zainut Tauhid Sa’adi, wakil Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) membenarkan bahwa Gus Ishom diberhentikan dari kepengurusan MUI tetapi ia menolak pendapat orang yang menyatakan bahwa Gus Ishom diberhentikan karena berbeda pandangan dengan MUI saat ia bersaksi di persidangan Ahok. Secara lebih lanjut ia mengatakan, “Pemberhentian sebagai pengurus MUI bukan semata karena menjadi saksi ahli dugaan penodaan agama di Pengadilan Negeri Jakarta Utara, tetapi karena ketidakaktifan beliau selama menjabat sebagai Wakil Ketua Komisi Fatwa di MUI.” Selain ketidakaktifan Gus Ishom, Zainut mengatakan bahwa ia juga melakukan tindakan indisipliner. Sayangnya Zainut tidak menjelaskan apa yang dimaksud dengan pelanggaran disiplin MUI.

Sungguh miris sebenarnya melihat apa yang dilakukan MUI terhadap Gus Ishom. Alih-alih menghargai apa yang dilakukan oleh Gus Ishom, Mui malah memecat dirinya. MUI terkesan lebih menghargai seseorang tersangka koruptor dibanding Gus Ishom. Sampai sekarang MUI belum memecat Fahmi Darmawansyah, tersangka suap Bakamla yang juga saat ini menjabat sebagai bendahara MUI.

Fahmi Darmawansyah mempunyai kesalahan yang sama dengan Gus Ishom yaitu tidak aktif dalam kegiatan organisasi MUI. Menurut Zainut Tauhid, ia baru sekali datang datang dalam rapat-rapat pimpinan sejak ditetapkan sebagai pengurus di Munas Surabaya. Lebih lanjut, Zainut mengatakan bahwa dalam ketentuan organisasi MUI anggota yang dinyatakan tersangka dalam kasus hukum akan “diberhentikan sementara” sampai ada keputusan yang “inkracht” atau “berkekuatan tetap”. Itu artinya Fahmi Darmawansyah tidak akan dipecat sampai ada keputusan pengadilan yang “inkracht” atau “berkekuatan tetap”. Ia hanya diberhentikan sementara.

Hal sama ternyata terjadi juga pada mantan bendahara MUI sebelumnya, Chairun Nisa. Ia diberhentikan dari jabatannya sebagai bendahara MUI setelah kasusnya “inkracht” atau “berkekuatan tetap”. Chairun Nisa tertangkap tangan oleh KPK. Ia diduga memberikan sejumlah uang kepada Ketua Mahkamah Konstitusi Akil Mochtar dalam kasus sengketa Pilkada Kabupaten Gunung Mas, Kalimantan Tengah. Pemecatan Chairun Nisa diberitakan oleh KH Hamidan yang saat itu menjabat sebagai Ketua MUI. Hamidan juga menginformasikan bahwa selain terkena kasus hukum, Chairun Nisa juga sudah sejak lama tak lagi aktif dalam berbagai rapat maupun kegiatan MUI. “Ia sudah tiga tahun ke belakang, persisnya pertengahan 2011, Chairun Nisa tak aktif”, ujar Hamidan.

Rasanya terlalu naif bila kita percaya 100% omongan Zainut Tauhid yang menyatakan Gus Ishom dipecat karena ketidakaktifannya di MUI. Zainut Tauhid pastinya menutupi alasan pemecatan yang sesungguhnya. Gus Ishom dipecat bukan karena ketidakaktifannya tetapi ia dipecat karena perbedaan pandangan dengan MUI. Perbedaan pandangan Gus Ishom dengan MUI lah yang menyebabkan dirinya dipecat.

Gus Ishom sebenarnya tidak pantas dipecat dari MUI bila alasannya hanya karena ketidakaktifannya di keorganisasian MUI. Ada dua orang yang tidak aktif di MUI, Fahmi Darmawansyah dan Chairun Nisa. Kedua orang ini sama-sama tidak aktif dikeorganisasian MUI, tetapi mereka dipecat bila sudah “inkracht” atau “berkekuatan tetap”.

Jika dikaji secara moral, Gus Ishom secara moral lebih baik dibanding Fahmi Darmawansyah tersangka suap Bakamla. Ia bahkan jauh lebih baik bila dibandingkan Chairun Nisa yang kasus pidananya sudah “inkracht” atau “berkekuatan tetap”. Gus Ishom tidak tersangkut masalah hukum seperti mereka berdua.

MUI seharusnya malu melakukan pemecatan terhadap Gus Ishom bila alasannya hanya ketidakaktifannya di keorganisasian MUI. Darmawansyah dan Chairun Nisa pun tidak aktif di keorganisasian MUI. Mereka ini tidak dipecat karena ketidakaktifannya di keorganisasian MUI. Mereka dipecat karena tersandung masalah hukum itu pun bila kasusnya sudah “inkracht” atau “berkekuatan tetap”. Gus Ishom tidak tersandung masalah hukum. Ia mungkin hanya tidak aktif di keorganisasian MUI. Pastinya Ia berbeda pandangan dengan organisasi dimana ia berkarya. Perbedaan pandangan ini ia perjuangkan demi menyelamatkan MUI dari kehancuran. Ia tidak ingin MUI di gunakan oleh tangan-tangan kotor untuk merusak nama baik MUI yang pada akhirnya akan merusak nama baik agama Islam di Indonesia.

Standing Applause saya berikan kepada Gus Ishom atas keberaniannya berbeda pandangan dengan organisasi yang menaunginya. Ia seperti Galileo Galilei yang berani melawan Paus-pimpinan tertinggi umat Kristen di masa itu untuk membuktikan bahwa bumi tidak datar. Orang-orang seperti Gus Ishom inilah yang kita butuhkan untuk membangun kebhinekaan Indonesia. Indonesia yang ramah bukan Indonesia yang garang! Indonesia yang menjadi contoh bagaimana Islam, agama terbesar di Indonesia mampu menjadi perekat kehidupan berbangsa dan bernegara.

Saya yakin orang sekaliber Gus Ishom tidak akan mati “pasarnya” karena dipecat dari MUI. Orang-orang seperti inilah yang dibutuhkan oleh negara untuk membangun negara menjadi lebih maju lagi. God Bless You Gus Ishom, semoga Allah memberimu jabatan yang lebih tinggi dari apa yang ada sekarang ini. Semoga hidup mu semakin dilapangkan dan amalmu diterima oleh Allah di surga!.