Senin, 05 Desember 2016

Ikut Kegiatan Mapala di Tanggamus, telapak kaki mahasiswa ini penuh luka

Kaliandanews.com - Seorang pengguna media sosial Facebook  mengunggah 3 foto seorang pemuda yang mengalami luka dibagian telapak kakinya. menurut keterangan akun bernama Ariy Kurniawan, pemuda tersebut adalah adiknya yang mengalami luka setelah mengikuti Kegiatan MAPALA UNILA selama 7 hari di pegunungan Tanggamus pada 25 November hingga 03 Desember 2016. Namun tidak disebutkan penyebab yang menyebabkan adiknya itu terluka.

Ariy Kurniawan tampaknya menumpahkan kekesalannya terhadap Organisasi Mapala Unila, sebab adiknya diperlakukan tidak manusiawi dalam kegiatan kampus tersebut.

"Unit kegiatan mahasiswa yg seharusnya menjadi wadah mahasiswa utk berkarya, menambah pengalaman justru menjadi petaka utk sesama. Tradisi ini sudah ada sejak lama, bahkan terkesan "dipelihara" dari zaman ke zaman" Tulis Ariy dalam status di akun Facebooknyanya, Minggu (4/12).

Status Ariy mendapat perhatian netizen, hingga berita ini diturunkan sudah lebih dari 2.450 dibagikan dan menjadi viral di jagat maya.
LUKA DARI MAPALA UNILA
Foto: Facebook Ariy Kurniawan

LUKA DARI MAPALA UNILA
Foto: Facebook Ariy Kurniawan

LUKA DARI MAPALA UNILA
Foto: Facebook Ariy Kurniawan

Berikut status status Ariy Kurniawan dengan judul Luka dari Mapala Unila:

"LUKA DARI MAPALA UNILA"

smoga ini menjadi cerita buruk yg terakhir di UNIVERSITAS LAMPUNG.
Luka koreng yg menjijikan ini didapat dari KEGIATAN MAPALA UNILA.
sebagai seorang kakak tentunya saya gk terima adik saya diperlakukan tidak manusiawi dalam kegiatan kampus yg harusnya having fun yg katanya sudah mendapatkan izin dari PEMBANTU REKTOR 3 UNILA.

KEAKRABAN macam apa ini?
Diikuti cuma dengan 6 mahasiswa yg niatnya nyari pengalaman malah jadi apes.
6 mahasiswa disiksa selama 7 hari digunung, sungai dan pantai. Ini kegiatan pecinta alam apa kegiatan nyiksa berjamaah?
Ditampar adalah makanan rutin di alam lepas. Begitu yg katanya pecinta alam?
Boro boro untuk mencintai Alam, mencintai sesama manusia aja kagak..

ini mungkin sudah terjadi bertahun tahun lamanya dan mungkin sudah jadi rahasia umum. Tp saya tidak membayangkan ini terjadi kpd anggota keluarga saya.
Ntah apa kegiatan slama di gunung yg ada di tanggamus sampe akhirnya anak ini jadi begini.
Kegiatan ini di mulai dari hari jumat tgl 25 november 2016.
Sejak tanggal 25 sampai tanggal 3 desember lost contact kaya ditelan bumi,gk bisa di tlpn, sms gk dibls, bbm/via medsos no respon. Awalnya masih berfikir mungkin di gunung gk ada sinyal.
Sementara dalam seminggu terakhir cuaca pancaroba bikin cemas org rumah tentang keberadaannya.
7hari ikuti kegiatan cuma sekali kasih kabar utk bilang kalo mau pulang besok.
Dan akhirnya 3 desember 2016 anak ini pulang dengan kondisi badan kurus kaya tengkorak, muka hitam gosong abis dijemur, kaki dengan luka borok darah bercampur nanah.
Memang ada itikad baik utk "ketua"MAPALA Utk datang, minta maaf, kasih penjelasan dan "katanya" mau tanggung jawab. Saya hargai itu..

Saya memaafkan tapi tidak dengan batin saya. Seumur hidup saya gk terima adik kandung saya diperlakukan seperti ini.
Anak ini bukan anak lemah. Anak ini sudah pernah mencapai mahameru dan pulang dengan kondisi yg jauh lebih baik ketimbang skrg. Bukan 1-2 kali anak ini naik gunung di Lampung ataupun diluar lampung.
Tapi dengan kondisi sperti saat ini saya dan keluarga MENGHARAMKAN anak ini utk ikut kegiatan apapun Di MAPALA UNILA.

Unit kegiatan mahasiswa yg seharusnya menjadi wadah mahasiswa utk berkarya, menambah pengalaman justru menjadi petaka utk sesama.
Tradisi ini sudah ada sejak lama, bahkan terkesan "dipelihara" dari zaman ke zaman.
Kalo udah begini keluarga juga yg repot.
Iya kalo yg keluarganya disini. Yg keluarganya dikampung/anak kosan? Siapa yg ngurus? Apa yakin bisa ngurus peserta yg sakit? Sedangkan 6 peserta ini sakit semua.
Faktanya sampai tgl 4 desember ini dari 6 peserta 1 org masuk RS advent, adik saya sendiri dengan kondisi yg sudah di deskripsikan, 1 org sakit dirawat di sekret MAPALA(karena anak kos. Jauh dari org tua)
"Ngetes mental" ungkapan yg biasa diucapkan senior utk mahasiswa baru. Klo begini ngetes mental apa ngetes ilmu?
Anak anak ini kuliah bukan utk disiksa
Anak anak ini ikut ukm bukan utk diperlakukan seperti binatang.
Anak anak ini harusnya dapat pengalaman yg menyenangkan, bukan siksaan.

Selanjutnya kepada kawan2 yg sempet baca tulisan ini, mohon bantuannya utk MELARANG anggota keluarganya, teman temannya, utk ikut UKM MAPALA UNILA.

Pak Pembantu Rektor 3 tolong ditindak tegas oknum alumni, senior yg terlibat di kegiatan selama seminggu tersebut.

Pak rektor UNILA Ini UKM gk beres dan mungkin lebih borok dari luka yg skrg didapat oleh adik saya.

Teman teman jurnalis kampus TEKNOKRA ini bisa jadi bahan berita utk kalian sebarkan ke seantero UNILA..

Saya berharap ini adalah yg terakhir dan tidak ada lagi korban selanjutnya dari acara UKM apapun dimanapun.."

Status Ariy sendiri pada Senin (5/12) petang telah di hapus oleh yang bersangkutan, Ari beralasan sudah tercapainya maksud dan tujuan dirinya dan keluarga tentang kasus yg jadi polemik di ruang lingkup akademis, sehingga memilih untuk menghapus postingan tersebut.
Screenshoot FB Ariy Kurniawan

(kld)

Author:

Etiam at libero iaculis, mollis justo non, blandit augue. Vestibulum sit amet sodales est, a lacinia ex. Suspendisse vel enim sagittis, volutpat sem eget, condimentum sem.

0 komentar:

BERITA TERBARU